Bagaimana
cara menyelamatkan pasien kronis yang berada di wilayah terpencil dan jauh dari
pusat kota apalagi rumah sakit? Telemedicine
jawabannya.
Pelayanan Rumah Sakit Anak Colorado, dan beberapa
rumah sakit lain di Amerika Serikat memiliki sistem telemedicine yang sangat terintegrasi. Dengan jaringan di 16 lokasi
terisolasi yang berbeda dan dengan bantuan 150 klinik di sekitar wilayah
pedalaman, Rumah Sakit Anak Colorado dapat menyediakan 1.000 dokter anak dan 3.600
staf tetap yang bertugas mendampingi anak dengan penyakit kronis. Pelayanan ini
dibuat khusus untuk meningkatkan kualitas akses kesehatan dengan mengoperasikan
klinik regional yang lebih kecil dan tersebar di setiap penjuru perumahan
pasien demi pelayanan kesehatan yang lebih dekat dengan pelanggan. Mereka telah
membuat sistem bernama “Telemedicine”
Apa itu Telemedicine?
Telemedicine didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
telekomunikasi jarak jauh yang terintegrasi untuk menyediakan informasi medis
maupun layanan medis seperti layanan konsultasi, rekam medis, diagnosis,
operasi, sampai pengobatan. Aplikasi ini bisa sangat sederhana, misalnya dalam
bentuk dua orang profesional kesehatan berdiskusi tentang suatu kasus melalui
telepon atau menggunakan teleconference,
atau sangat canggih menggunakan teknologi satelit untuk mengirimkan konsultasi
antar provider pada fasilitas yang
berbeda negara menggunakan teknologi robotik.
Tipe-tipe teknologi yang digunakan dalam telemedicine di Rumah Sakit Anak
Colorado terdiri dari teleradiology
(pengiriman gambar X-ray, CT scan atau MRI) dan telepathology (pengiriman diagnosis) dengan cara:
1.
Store (merekam
keadaan pasien dengan alat yang ada di setiap klinik yang tersebar di lokasi
yang telah ditentukan untuk menjadi bahan diagnosis para dokter).
2.
Forward
(men-transfer digital image dari satu
lokasi ke lokasi yang lain. Sebuah citra digital diambil menggunakan kamera
digital dan dikirim melalui komputer ke lokasi lain. Hal ini biasanya dilakukan
untuk kondisi yang tidak darurat, ketika sebuah diagnosis atau konsultasi
dibuat dalam kurun waktu 24─48 jam dan dikirim kembali.
Teknologi lain yang paling sering mereka gunakan
adalah IATV (Inter Active TV) dua
arah. Infrastruktur Cisco Unified Communications memiliki 10.000 port yang membantu aktifkan kolaborasi
jarak jauh dengan Cisco TelePresence System. Teknologi ini digunakan ketika
pasien memerlukan konsultasi face-to-face.
Pasien, provider, perawat atau coordinator telemedicine berada di satu
klinik atau mobil telemedicine yang
terisolasi, dengan seorang dokter atau spesialis di sisi yang lain, biasanya di
rumah sakit pusat.
Rumah Sakit Anak Colorado dapat mencapai tujuan
untuk pemulihan bencana dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai rumah sakit
lainnya melalui penerapan solusi Cisco®
Unified Communications dan Cisco
Unified Border Element (CUBE) untuk cabang Session Initiation Protocol (SIP). Sebagai salah satu organisasi
kesehatan pertama di Amerika Serikat yang menyambungkan kondisi pasien dari
mobil ke rumah sakit pusat, rumah sakit ini berhasil menggunakan sistem Public Switched Telephone Network (PSTN)
menggunakan SIP trunking.
Tim medis di Rumah Sakit Pusat Colorado telah
melakukan banyak konfigurasi untuk konsultasi interaktif, terutama konfigurasi
antara rumah sakit di kota dan klinik atau mobil telemedicine di desa. Anak yang menjadi pasien tidak harus menempuh
perjalanan dari desa ke kota untuk menjumpai seorang spesialis, dan di beberapa
kasus seorang spesialis bisa disediakan untuk daerah-daerah yang jauh tanpa
kehadiran secara fisik si spesialis di daerah-daerah tersebut.
Manfaat telemedicine
mencakup ke dalam tiga aspek yang saling terkait, yaitu pasien, dokter, dan
rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
·
Mengurangi
jarak tempuh dan mempercepat akses pasien ke rumah sakit pusat atau rujukan.
·
Menurunkan
biaya operasional dan meningkatkan akses berkualitas tinggi bagi pasien
perawatan yang tinggal di daerah terpencil.
·
Mengurangi
biaya transportasi dari wilayah pedalaman ke pusat kota.
·
Membantu
meningkatkan peluang keselamatan pasien dan menyelamatkan jiwa dengan
penanganan pertama yang tepat sasaran melalui teknologi terpadu dalam waktu
yang relatif singkat.
·
Pasien dapat merasakan
tetap dekat dengan rumah, keluarga, dan sahabat sehingga mereka menerima
dukungan langsung.
·
Menurunkan
stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
·
Menyeleksi
pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu dirawat di
rumah sakit.
Penggunaan teknologi ini telah banyak membantu
pasien yang menderita penyakit kronis seperti paru-paru, jantung, leukimia, thallasemia, lupus, epilepsi. Sekitar 300 jiwa per tahun
terselamatkan dengan teknologi ini. Pasien dengan cedera di kepala yang tadinya
harus diangkut menggunakan helikopter ke Rumah Sakit Anak Colorado pun bisa
diobati melalui telemedicine melalui cara
menghubungkan pasien dengan seorang ahli bedah saraf pediatris di rumah sakit
pusat. Teknologi ini pun telah mengurangi jumlah transfer pasien gawat darurat
dari rumah sakit mitra di Montana sebesar 60% dengan menggunakan Cisco TelePresence untuk kolaborasi
antar dokter.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang sebagian
besar masih terdiri dari wilayah terpencil dan jauh dari akses kesehatan yang
memadai? Telemedicine tentu saja
dapat menjadi solusi atas pertolongan pertama pada kecelakaan, bencana, atau
penyakit kronis, sekaligus dapat membantu mengurangi tingkat kematian anak yang
terjadi akibat kurangnya tenaga medis di daerah terisolasi. Peningkatan
kualitas pelayanan di klinik kecil pun dapat dilakukan dengan teknologi yang
terintegrasi ini.
Telemedicine di
Indonesia
Penerapan telemedicine
di Indonesia masih jauh dalam bayangan karena aplikasi teknologi ini bukanlah
sesuatu yang murah dan mudah. Dengan biaya penyelenggaraan teknologi informasi
yang terbilang mahal serta penyediaan infrastruktur teknologi informasi yang
masih sulit untuk dilakukan, telemedicine
di Indonesia menjadi sangat jauh dari kenyataan. Bandwidth di Indonesia pun tidak mendukung terciptanya integrasi
telekomunikasi yang dibutuhkan sehingga negeri ini masih harus berbenah dan
bersiap untuk membuka diri lebar-lebar terhadap aplikasi teknologi yang
nantinya akan menolong lebih banyak jiwa.
Kecepatan perkembangan telemedicine di Tanah Air tergantung pada harga infrastruktur
teknologi informasi. Semakin turun harga infrastrukturnya, semakin cepat pula
perkembangan telemedicine di
Indonesia.
Tatit Kurniasih